Jumat, 06 November 2015

Cara Membuat Pindang Tongkol Sambal Resep Bumbu Merah
Resep pindang tongkol bumbu merah. Tumis sambal pindang ikan tongkol pada kesempatan ini merupakan variasi olahan atau cara memasak pindang tongkol yang enak dan sangat sederhana sehingga bisa menambah daftar kita untuk menyajikan aneka menu masakan praktis.

Ikan pindang tongkol merupakan produk dari hasil pengawetan tongkol dengan kadar garam rendah atau semi preserved. Berbeda dengan ikan asin, selain kadar garam yang rendah, pembuatan pindang dilakukan juga proses pemanasan (direbus atau diasap).

Pindang tongkol termasuk salah satu yang favorit sebagai bahan makanan yang biasa diolah menjadi berbagai macam masakan karena masih berbentuk ikan segar dengan nilai gizi yang relatif masih tinggi.

Persiapan Bahan dan Bumbu Memasak Pindang Tongkol
  • 250 gram pindang ikan tongkol dipotong-potong sesuai selera
  • 1 batang daun bawang dipotong serong
  • 1 buah tomat merah dipotong 6 bagian
  • 1/2 potong bawang bombay diiris dadu
  • 1/2 sdt garam
  • 1/4 sdt kaldu bubuk atau sesuai selera
  • 200 ml air
  • minyak untuk menumis
Bumbu dihaluskan :
  • 6 buah cabe merah besar
  • 4 butir kemiri
  • 4 butir bawang merah
  • 3 siung bawang putih
Cara Membuat Pindang Tongkol Sambal Merah
  1. Panaskan sedikit minyak lalu tumis bumbu halus dan bawang bombay hingga harum. Tuang air, garam, kaldu bubuk, serta aduk-aduk rata.
  2. Setelah mendidih, masukkan pindang tongkol, irisan daun bawang, dan potongan tomat. Aduk rata lalu masak hingga bumbu mengental dan hampir mengering. Matikan api, angkat dan siap untuk disajikan.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
src="https://4.bp.blogspot.com/-UI3jufMIwX4/Vr78Lvbk0lI/AAAAAAAAADw/QZa5-40NIh0/s1600/Photo0783.jpg" />

Followers

Hadith Prophet Muhammad

It is narrated on the authority of Amirul Mu’minin, Abu Hafs ‘Umar bin al-Khattab, radiyallahu ‘anhu, who said: I heard the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, say: “Actions are (judged) by motives (niyyah) , so each man will have what he intended. Thus, he whose migration (hijrah) was to Allah and His Messenger, his migration is to Allah and His Messenger; but he whose migration was for some worldly thing he might gain, or for a wife he might marry, his migration is to that for which he migrated.” [Al-Bukhari & Muslim]

Abu Hamzah Anas bin Malik, radiyallahu ‘anhu, who was the servant of the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, reported that the Prophet, sallallahu ‘alayhi wasallam, said: “None of you truly believes (in Allah and in His religion) until he loves for his brother what he loves for himself.” [Al-Bukhari & Muslim]

About History

The urgent of reading history is that we become aware of his past life, progress and destruction of a nation, understand the wisdom behind the nation's history, feel the love, angry, sad, all within the scope of history. Because history is an art. Art is beauty. So people who do not know history, its own history, at least then he would not know the beauty of the wheel of life that applies to every person.

Blog Archives

google7580a3e780103fb4.html

Popular Posts

Our Blogs