Kamis, 15 Oktober 2015

Cara Membuat Seblak Bandung Makaroni Resep Tulang Rangu
Resep Seblak Makaroni - Seblak basah makaroni dan tulang rawan merupakan varian unggulan dari seblak Bandung yang enak dan pedas. Selain berbahan kerupuk, seblak makaroni dan seblak tulang ayam juga sangat dikenal sebagai bahan dasar favorit yang sedap disantap bersama bumbu seblak yang khas.

Rebusan tulang memang sering dimanfaatkan dalam masakan karena memberikan kuah kaldu yang sangat gurih. Tulang rawan (tulang rangu) bisa didapat dari berbagai bagian termasuk di kaki atau ceker ayam, sedangkan manfaatnya terdapat kandungan asam amino yang mempercepat produksi kolagen dalam tubuh yang bagus untuk peremajaan kulit. Oleh karenanya tak heran apabila seblak tulang menjadi salah satu dari aneka jajanan yang sangat populer di Bandung.

Tulang ayam mudah didapat karena bisa memanfaatkan sisa membuat fillet ayam dengan tulang rawan yang masih utuh dan masih cukup menyisakan daging yang menempel sehingga bisa menjadi peluang usaha kuliner. Perpaduan cara membuat seblak berbahan makaroni dan olahan tulang ayam yang enak dapat mengutip kreasi resepnya di bawah ini.

Persiapan Resep Bahan dan Bumbu Seblak Makaroni
  • 100 gram makaroni direbus hingga empuk lalu tiriskan
  • 300 gram tulang rangu ayam direbus hingga matang
  • 2 batang daun bawang diiris-iris kecil
  • 300 ml air
  • 1/2 sdt garam
  • 1/2 sdt gula pasir
  • 1/2 sdt kaldu bubuk atau penyedap
  • 1/2 sdt cabe bubuk
  • minyak untuk menumis
Haluskan :
  • 15 buah cabe rawit hijau
  • 6 buah cabe keriting merah
  • 1 buah tomat
  • 4 butir bawang merah
  • 3 siung bawang putih
  • 2 cm kencur
Cara Membuat Seblak Makaroni Tulang Rawan
  1. Panaskan sedikit minyak lalu tumis bumbu halus dan daun bawang hingga harum. Tuang air, garam, gula, kaldu bubuk dan cabe bubuk serta aduk-aduk rata.
  2. Masukkan tulang ayam, aduk rata dan masak hingga mendidih kemudian masukkan makaroni. Masak hingga kuah agak menyusut sambil sesekali diaduk agar bumbu merata serta menyerap. Matikan api lalu angkat dan siap untuk disajikan.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4zgoKkY5esDyGDfXmhp5tz0W8H2jEgsRJx2wm9317hpr6CTdO8i4DPQj5mF-OAprw6GVcNt84Pt9Yp5U6XEz5h_pAP7azclFEO7kSUzDjr31IvLdzT01usqHnjVk1bBWsqpHQX6G4AIU/s1600/Photo0783.jpg" />

Followers

Hadith Prophet Muhammad

It is narrated on the authority of Amirul Mu’minin, Abu Hafs ‘Umar bin al-Khattab, radiyallahu ‘anhu, who said: I heard the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, say: “Actions are (judged) by motives (niyyah) , so each man will have what he intended. Thus, he whose migration (hijrah) was to Allah and His Messenger, his migration is to Allah and His Messenger; but he whose migration was for some worldly thing he might gain, or for a wife he might marry, his migration is to that for which he migrated.” [Al-Bukhari & Muslim]

Abu Hamzah Anas bin Malik, radiyallahu ‘anhu, who was the servant of the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, reported that the Prophet, sallallahu ‘alayhi wasallam, said: “None of you truly believes (in Allah and in His religion) until he loves for his brother what he loves for himself.” [Al-Bukhari & Muslim]

About History

The urgent of reading history is that we become aware of his past life, progress and destruction of a nation, understand the wisdom behind the nation's history, feel the love, angry, sad, all within the scope of history. Because history is an art. Art is beauty. So people who do not know history, its own history, at least then he would not know the beauty of the wheel of life that applies to every person.

Blog Archives

google7580a3e780103fb4.html

Popular Posts

Our Blogs