Jumat, 29 Januari 2016

Cara Membuat Roti Jala Resep Kuah Kari Daging Sapi
RESEP ROTI JALA KUAH KARI
Makanan yang berbentuk jala atau jaring ini sering disebut dengan roti jala atau roti kirai. Kuliner ini paling enak disantap bersama kuah kari sebagai ciri khasnya, bisa kari kambing, kari ayam, atau kari daging sapi dalam resep roti jala spesial kali ini. Roti jala dengan kuah kari sangat populer sebagai menu makanan melayu, india bahkan timur tengah. Di Indonesia sendiri cukup dikenal dengan roti jala khas Riau, Melayu Sumatera Utara hingga Aceh dengan bermacam variasinya.

Terdapat banyak kreasi dalam cara membuat roti jala yang mudah dan sederhana, di antaranya adalah penggunaan bahan utama telur atau tanpa telur, susu sebagai alternatif santan, atau dikombinasikan dengan bahan lainnya untuk menambah cita rasa. Begitu juga dengan variasi hidangannya, bisa dengan kuah durian, disuguhkan bersama saus coklat atau yang lain sebagainya.

Roti jala kari sapi juga tak kalah enaknya dengan aneka roti jala lainnya, sangat sedap disantap sambil menghirup kuah kari yang gurih dan ludes dalam sekejap.

Persiapan Bahan Roti Jala
  • 300 gram tepung terigu
  • 500 ml santan encer dari 150 gram kelapa parut
  • 4 butir telur
  • 4 sdm minyak sayur
  • 1 sdt garam
  • margarin secukupnya untuk olesan
Cara Membuat Roti Jala
  1. Campur dan aduk rata terigu dan garam dalam sebuah wadah. Masukkan telur dan aduk rata menggunakan whisk, lalu tuangkan santan dan minyak sayur. Aduk lagi hingga benar-benar rata, selanjutnya saring agar adonan tidak ada yang menggumpal.
  2. Masukkan adonan ke dalam wadah roti jala, plastik segitiga atau menggunakan botol plastik dan lubangi tutupnya sebesar sedotan kecil air gelas mineral, supaya nantinya bisa membentuk jala yang cantik saat adonan dituangkan.
  3. Panaskan teflon atau wajan anti lengket di atas api kecil, olesi tipis dengan margarin. Tuang adonan secara horisontal, vertikal dan melingkar-lingkar atau acak sesuai selera yang penting membentuk jala. Setelah adonan matang, lipat berbentuk segitiga atau dengan bentuk menurut selera.
Persiapan Bahan dan Bumbu Kari Daging Sapi
  • 250 gram daging sapi
  • 1,5 liter air untuk merebus daging
  • 600 ml santan dari 1 butir kelapa
  • 2 lembar daun salam
  • 2 lembar daun jeruk
  • 2 buah kapulaga
  • 4 butir cengkeh
  • 5 cm kayu manis
  • 1 buah pekak (bunga lawang)
  • 1/2 sdt pala bubuk
  • 1 sdt gula pasir
  • 1/2 sdt garam
  • minyak untuk menumis
Haluskan :
  • 6 buah cabe merah keriting
  • 6 butir bawang merah
  • 3 siung bawang putih
  • 4 butir kemiri
  • 4 cm jahe
  • 4 cm kunyit
  • 1 sdt adas manis
  • 1/2 sdt jinten
  • 1 sdm ketumbar
Cara Membuat Kuah Kari daging Sapi
  1. Cuci bersih daging sapi kemudian rebus dengan 1,5 liter air hingga empuk. Angkat dan tiriskan daging sapi lalu potong-potong dadu, sisihkan air rebusan untuk kuah kaldu.
  2. Panaskan sedikit minyak dan tumis bumbu halus hingga harum. Masukkan potongan daging beserta 500 ml kuah kaldu, masukkan juga daun salam, daun jeruk, kapulaga, cengkeh, kayu manis, pekak dan pala bubuk, serta aduk rata.
  3. Setelah mendidih, tuangkan santan lalu masak sambil diaduk-aduk hingga mendidih kembali. Tambahkan garam dan gula, aduk sesekali dan masak hingga matang.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
src="https://4.bp.blogspot.com/-UI3jufMIwX4/Vr78Lvbk0lI/AAAAAAAAADw/QZa5-40NIh0/s1600/Photo0783.jpg" />

Followers

Hadith Prophet Muhammad

It is narrated on the authority of Amirul Mu’minin, Abu Hafs ‘Umar bin al-Khattab, radiyallahu ‘anhu, who said: I heard the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, say: “Actions are (judged) by motives (niyyah) , so each man will have what he intended. Thus, he whose migration (hijrah) was to Allah and His Messenger, his migration is to Allah and His Messenger; but he whose migration was for some worldly thing he might gain, or for a wife he might marry, his migration is to that for which he migrated.” [Al-Bukhari & Muslim]

Abu Hamzah Anas bin Malik, radiyallahu ‘anhu, who was the servant of the Messenger of Allah, sallallahu ‘alayhi wasallam, reported that the Prophet, sallallahu ‘alayhi wasallam, said: “None of you truly believes (in Allah and in His religion) until he loves for his brother what he loves for himself.” [Al-Bukhari & Muslim]

About History

The urgent of reading history is that we become aware of his past life, progress and destruction of a nation, understand the wisdom behind the nation's history, feel the love, angry, sad, all within the scope of history. Because history is an art. Art is beauty. So people who do not know history, its own history, at least then he would not know the beauty of the wheel of life that applies to every person.

Blog Archives

google7580a3e780103fb4.html

Popular Posts

Our Blogs